PUTUS ASA
Di bawah
terik matahari,aku berjalan menapaki langkah langkah yang kini mulai tak pasti,diantara
riuhnya manusia aku merasa sepi. Seperti mobil yang kegeleng truk besar bukan
hanya kehilangan keseimbangannya tapi seketika hancur berkeping keping,hingga
membuatku berpikir apakah ini akhir??,karna yang terlihat hanyalah jalan buntu.
Hidup
seolah tak memberiku pilihan,terasa begitu sakit dan menyedihkan.Bahkan air
mata tak sanggup mewakili dalamnya luka.Saat itu aku merasa menjadi manusia
paling bodoh.
Hari demi
hari ku jalani,tetapi aku bingung aku harus kemana??.
Aku mulai
mencari semangat ku dulu semangat yang sangat menggebu nggebu ,kemana semangat
ku dulu? Kok sekarang aku males untuk mencapai keinginanku ?,itu yang selalu
berenang dipikiran ku sekarang.
Rasanya
aneh aku berada di kerumunan tetapu malah merasa asing.Keramaian ternyata tak
banyak membantu untuk menghilangkan gundah yang bersarang di hatiku.Ingin
bercerita tapi tak bernah ditanya,apalagi diminta.
Padahal isi
kepalaku penuh,rasanya sebentar lagi kepalaku bisa meledak.
Rapuh
Akhirnya
aku hanya bisa menangis dalam kesunyian
Tetes demi
tetes mengalir membasahi pipiku. Aku bingung harus kemana?apa aku akhiri saja
hidup ini ? Tetapi aku berpikir sejenak kalo aku pergi nanti mamah pasti nangis
aku tidak ingin melihat sumber bahagiaku mengangis,tapi juga setelah aku pikir
pikir lagi kalo aku matipun aku akan tersiksa diakheratsana karna pastinya
amalku belum cukup.
Beginilah
semesta takan bisa kuambil secara utuh Perhatiannya.Saat aku sedang
kecewa,semesta tetap berjalan dengan tawa,saat aku sedang terluka,semesta tetap
berjalan sebagaimana mestinya.
Menyesakkan
bukan rasanya,seolah kita dibiarkan sendiri menjalani kehidupan yang sulit ini.
Tetapi aku
berpikir lagi dan lagi bahwa kalo aja semua bisa ngasih liat kesedihannya,pasti
di dunia ini gak ada lagi kebahagiaan,karna pasti setiap hati menyimpan lukanya
sendiri.
Setelah aku
telaah telaah lagi tempat untuk menceritakan semua itu ialah Allah.Malam itu
aku menggelarkan sejadahku aku bercerita semua keluh kesah ku kepadanya hatiku
tiba tiba terasa hampang ringan dan bersih,semua pikiran yang berenang diotaku seollah olah terjawab dari sana aku
merasa bahwa sekarang aku memiliki tujuan.
Allah pasti akan mendengarkan ceritaku
dimanapun dan kapanpun dan itu membuatku merasa tenang.Aku berpikir ternyata
selama ini aku terlalu jauh dari allah aku terlalu sibuk dengan dunia yang fana
ini,padahal kalau saja aku tahu itu dari dulu pasti akan ku lakukan itu.
Kadang kita
memang perlu menangis,bukan untuk menumpahkan kesedihan,tetapi agar hati bisa
melihat segala sesuatu dengan lebih jernih
Pada
akhirnya,memang akan banyak hal yang terjadi di luar kendali kita
Satu dua
hal kita simpan dengan diam dan sisanya biarkan tangisan yang menyelesaikannya.
Writing by
: kanza
IG :
keyunji
0 Komentar