Langit Senja
Penulis:Nazwa sabilatu najah
jam berganti hari,hari berganti minggu,minggu berganti bulan
dan hari ini tepat 1tahun kepergian sang bunda cinta,Semenjak kepergian sang
bunda kini senyum dan tawanya menjadi palsu dan hanya ada kesedihan
didalamnya.Jika orang lain melihatnya bahagia tetapi sebenarnya tidak ada
kebahagian didirinya
Ia hanya bisa tertawa diluar rumah dan ketika kembali
kerumah ia teringat lagi bundanya lalu kembali menangis mengingat sang
bunda,saat suka duka ia selalu bersama bunda, bunda adalah pahlawan
terbaik,bunda adalah koki terbaik,bunda adalah teman terbaik dan tidak ada yang
bisa menggantikan sang bunda dihidupnya
Bahkan sampai saat ini ia masih tidak menyangka bunda
meninggalkannya seorang diri,jujur ia bertahan hidup sampai saat ini karena ia
memikirkan sang bunda,tetapi bundan malah meninggalkannya.
_____
pagi ini langit terlihat gelap dan tidak menampakan awan
sama sekali padahal sudah memasuki pukul 06.20,mungkin hujan akan datang,walau
ini dipertengahan musim kemarau,tidak memungkin kan untuk tidak turun hujan
Setelah memasuki area sekolah gadis itu langsung berjalan
menuju kelas,sesampainya dikelas ia langsung memasuki kelas lalu duduk dibangku
dan menyalakan aerphone lalu memasangkan ketelinga,membaca sambil mendengarkan
musik itu adalah hobinya karena musik dapat menutup telinga dari suara petir
atau pun kebisingan lainnya dan buku menjadi kegiatan sehari hari untuk mengisi
hari harinya
"Assalamu alaikum"salam lelaki yang baru saja
memasuki kelas,gadis yang sedang membaca buku itu kini matanya menatap lelaki
yang baru saja memasuki kelas dan
menjawab salam"waalaikum salam"setelah menjawab salam gadis itu kembali terfokus pada bukunya
"SENJAAAA"teriak gadis yang rambutnya dikepang dua
itu,Senja?yaa ini cerita Senja,Senja yang mempunyai trauma kegelapan,senja yang
ditinggal bundanya,Senja yang suka hujan,gadis yang sedang membaca buku itu
adalah Senja
Senja yang sedang membaca buku pun mengalihkan padangan
karena temannya-flora itu berteriak memanggil namanya"apa"tanya
senja"kamu udah ngerjain tugas"tanya Flora pada
Senja"udah,kenapa?"tanya Senja lagi"hehe boleh liat ga,semalem
aku ga sempet ngerjain soalnya ketiduran"ujarnya sambil cengengesan
Senja pun membuka tas ransel dibelakangnya dan memberikan bukunya
pada Flora"makasih ja"ujarnya dan langsung meninggalkan bangku Senja.
Semenjak kepergian bunda Senja menjadi tidak banyak bicara
bahkan jika tidak penting ia tidak akan menjawab dan Senja lebih suka
menyendiri,bahkan dia berkumpul dengan teman temannya saja malas
Acara ngajar mengajar pun sudah selesai dan murid murid pun
berhamburan keluar kelas,hari ini jadwal Senja piket jadi ia harus piket
terlebih dahulu,terlebih senja malas pulang cepat kerumah.
Setelah selesai piket Senja meninggalkan perkarangan sekolah
dan kembali menyusuri jalan tadi pagi,dari pagi awan tampak gelap dan sekarang
awan lebih gelap pertanda beberapa menit lagi hujan akan segera turun,pagi ini
awan terus mendung tidak menampakan keterangan sedikit pun padahal hari ini
adalah pertengahan bulan kemarau
TINN
Tiba tiba sebuah kendaraan beroda dua mengkelaksoni dan
berhenti disebelahnya,senja pun langsung berbalik badan,senja melihat laki laki
tinggi memakai seragam SMA yang beberapa bulan ini selalu ia lihat dirumahnya
"Ayok naik"ujar lelaki itu,Senja pun menggeleng
dan kembali melanjutkan jalannya laki laki itu membuat moodnya menjadi
hancur"Senja bentar lagi hujan,nanti mamah marah kalo lo pulang basah
basahan"ujar lelaki itu lagi sedikit berteriak
"Ga peduli"jawab senja"kakak pergi aja duluan
jangan urusin aku"lanjutnya
"Ishhh susah amat tinggal naik,ayok ja"paksa
lelaki itu"bawel banget sih,yaudah iya aku ikut kakak"jawab Senja
pasrah jika tidak kakanya itu akan terus mengomel
Senja menaiki motor lelaki yang ia
panggil"kakak"itu dan mereka pun melanjutkan perjalanan,beberapa
menit kemudia mereka sampai didepan rumah,Senja turun dan membuka kan gerbang
Cklek
"Assalamu alaikum"salamnya saat memasuki
rumah,mereka berdua berjalan kearah kamar masing masing."SENJA"teriak
seseorang memanggil Senja padahal Senja baru saja berganti pakaian,dengan malas
Senja keluar kamar dan menghampiri suara teriakan tadi
"Cuci piring"suruh wanita paruh baya yang tadi
memanggilnya,dengan terpaksa Senja menurutinya"kalo udah cuci piring ambil
cucian diatas"lanjut wanita paruh baya itu"iyaa mah"jawab Senja
6bulan setelah kepergian bunda,ayah menikah lagi dengan
teman kantornya,teman kantor ayah mempunyai 2 anak Langit dan Rissa,setelah
kehadiran keluarga barunya Senja pikir ia akan mendapatkan kebahagian lagi
namun....tidak,ia malah semakin terpuruk,bahkan ayahnya sering melampiaskan
amarah padanya.
Mamah tirinya sering menyuruh nyuruh Senja,jika senja tidak
mau Senja akan kena pukulan dari mamahnya itu,bahkan sekarang Senja sudah tidak
mempunyai perlindungan sama sekali,walau kakak tirinya baik tapi Senja tidak
yakin kakak tirinya itu baik bener benar baik pada Senja
Setelah selesai mencucci piring Senja menaiki tangga akan
mengambil cucian yang sudah kering setelah tugasnya selesai Senja kembali
kekamar dan membaringkan dirinya dikasur
"Huh,bun..Senja kangen bunda"ujarnya sambil
melihat langit langit kamar"bunda ga kangen Senja?mampir dong dimimpi
Senja,sebentar aja"ujarnya lagi,beberapa menit setelahnya Senja bangkit
dari tidurnya dan berjalan kemeja belajar,niatnya akan mengerjakan tugas
sekolah
Tiba tiba saja, mendung memberi isyarat hujan akan turun
pada pertengahan bulan kemarau,awan yang
hanya menampakan gelap sejak tadi pagi kini awan menjatuhkan rintikan
hujan yang mulai membasahi tanah,yang awalnya hanya setetes demi setetes
perlahan mulai deras dan menimbulkan suara yang semakin keras.
Lama kelamaan yang mendomasikan sore ini bukan hanya hujan
tetapi disertai petir,suara petir yang sangat nyaring ditelinga,sore hari yang
indah ini mendadak menjadi menakutkan
Senja berdiri dari dari duduknya lalu berjalan kearah
samping kasur dan mengambil aerphonenya,dipakainya aerphone itu pada telinga
lalu menyalakan lagu pada handphone dan mengeraskan volumenya
Setelah telinganya sudah aman,tidak akan mendengar petir
lagi Senja kembali duduk dimeja belajarnya dan berdoa agar tidak ada adegan
mati lampu di sore ini
Allahu huakbar allahu akbar
Lagu dihandphonenya mati dan berganti suara adzan,Senja
melirik jam yang tergantung diatas kasurnya,ternyata sudah menunjukan pukul 6
sore.
Senja kembali bangkit dari duduknya untuk melaksanakan
sholat magrib namun sebelum kekamar mandi untuk mengambil air wudhu,Senja
melirik kearah jendela pandanganya terkunci pada langit sore ini,hujan sudah
reda,dan kini langit menampakan senja walau senja sore ini tidak sebagus senja
pada biasanya tapi masih terlihat indah.
Jika senja pada biasanya menampakan warna yang sangat cerah
dan terang,namun senja hari ini tampak gelap dan hanya menampakan warna jinga
yang sedikit bahkan hampir tidak terlihat,hujan membuat senja sore ini menjadi
gelap
Senja menjadi ingat perkataan sang bunda saat itu"Senja
kamu anak satu satunya yang bunda punya,menurut bunda kamu itu seperti sunset
disore hari banyak disukai oleh orang dan selalu memancarkan keindahannya
disore hari,sama seperti kamu yang selalu membuat bunda tersenyum,ketika bunda
sedih,ketika bunda lelah,jika bunda lihat kamu cape dan lelahnya mendadak
hilang"Senja menundukan kepalanya setelah mengingat ucapan sang bunda saat
itu
"Bun Senja kangen"ujarnya dan setetes air berhasil
keluar dari matanya,setelah bersedih Senja teringat ia belum sholat magrib ia
buru buru menghapus air matanya dan pergi kekamar mandi untuk wudhu.
Allahuakbar
Setelah Senja selesai sholat ia berdoa agar bunda masuk
mimpinya,setelah selesai berdoa Senja membereskan mukena dan sajadahnya,lalu
mengambil buku yang ada diatas meja,Senja ingin mengerjakan tugas sekolahnya
diruang tamu,jika mati lampu ia bisa langsung lari keluar rumah
Senja yang baru saja duduk dikarpet ruang tamu perhatianya
teralihkan dengan sosok yang membuka pintu luar,setelah pintu terbuka
menampakan ayah sambil menenteng tas kantor,dan terlihat dari raut wajahnya
yang terlihat sangat lelah
Senja berdiri dan mengambilkan minun untuk ayah,setelah mengambil
minum ia kembali keruang tamu dan terlihat ayah sedang membaringkan badanya
"ayah nih minum dulu"ayah mengambil minumnya,setelah
meneguknya"Rissa mana?"tanya ayahnya pada Senja.
"Gatau Senja baru keluar kamar"ayah pun mengangguk
ngangguk"AYAH"teriak Rissa pada ayah sambil berlari dan langsung
memeluk sang ayah,Senja yang melihat itu semua bersuara didalam hati"aku
juga mau dipeluk ayah"ujarnya,jika ia lama lama melihat ayah dan rissa
berpelukan membuatnya sakit jadi ia kembali fokus pada bukunya dan segera
menyelesaikan tugas sekola.
Tepat jam 7 malam Senja sudah menyelesaikan tugas sekolah,ia
memberes kan alat alat sekolahnya dan berjalan kembali kekamar
Toktoktok
"Senja ayok makan"panggil
Langit"iyaa"Senja langsung berjalan kedapur dan duduk dikursi samping
Langit"kamu mau yang mana Riss"tanya ayah pada Rissa"aku mau
paha tapi aku juga mau sayap,jadi mending yang mana yahh"ujar
Rissa"yaudah deh paha aja,besok aku bisa beli paha ayam"lanjutnya
"Ja boleh ga jatah ayam kamu ayah kasih ke Rissa,kamu
kan bisa makan yang lain ada sayur"ujar ayahnya"tapi yahh aku juga
mau ayam"jawab Senja"besok ayah belikan lagi ayam buat
kamu"Senja pun tidak menjawab ucapan ayahnya
Senja mengambil sayur dan memakannya dengan malas,ayah
selalu saja memanjakan Rissa padahal anak aslinya bukan Rissa,tiba tiba langit
membagi ayamnya pada Senja"gausah kak,aku udah gamau ayam"ujar Senja
saat Langit akan menyimpang potongan ayam itu pada piring Senja"gw enek
makan ayam banyak jadi bagi dua aja"ujar Langit"yaudah,makasih
kak"dan dibalas anggukan oleh Langit
Setelah selesai makan Senja kembali kekamar dan mebaringkan
tubuhnya,Senja menatap dingding kamar sambil melamun,setelah melamun cukup lama
ia tak sadar jika ia tertidur padahal ia belum melaksanakan sholat isya
Dijam 12 malam Senja terbangun dari tidurnya,kamarnya gelap
tidak ada penerangan sama sekali membuat dirinya lemah,badanya bergetar dan
keringat dingin membasahi tubuhnya,dengan tenaga yang tersisa Senja mengambil
handphone yang ada disebelah kasur lalu kembali menutup badanya dibawah
selimbut.
Senja menelpon ayahnya,pertama tidak diangkat dan telepon
yang kedua kali diangkat"ayah tolong Senja,Senja takut"ujarnya sambil
menangis"Senja lo kenapa"tetapi yang menjawab bukan ayahnya tetapi
Langit kakanya"Senja takut"Langit mematikan sambungan teleponnnya.
Ternyata ia salah menelpon,karna kontak ayah dan langit atas
bawah jadi ia salah menelpon.
Brukh
Tiba tiba Langit datang membuka pintu kanar Senja dengan
kasar"ja lo kenapa"tanya langit sambil berjalan mendekati Senja,Senja
membuka Selimbut dan langsung memeluk Langit"hey,tenang coba tarik napas
terus keluarin pelan pelan"ujarnya,Senja pun menurut,dengan mata yang
tidak mau ia buka Senja terus menangis terisak isak
"Bentar lagi lampunya pasti nyala"beberapa menit
setelah Langit berbicara lampu menyala tetapi Senja masih menutup
matanya"Ja,coba buka mata lo"suruhnya,Senja pun membuka mata perlahan
dan yang dilihatnya pertamakali adalah wajah khawatir Langit kakanya
"Coba tenangin diri lo,tarik
napas"intruksinya"terus buang pelan pelan"Senja melakukan apa
yang diperintah kakaknya.setelah Senja merasa tenang Langit bertanya"lo
kenapa"Senja menggeleng"yaudah kalo lo belum mau ngasih tau
gapapa,sekarang tidur besok sekolah"Senja membaringkan badannya,dan memejamkan
mata,karena Senja sudah tertidur Langit kembali kekamar.
Senja bangun pagi yang pertama kali ia lakukan berkaca,ia
melihat matanya akibat menangis,setelah selesai berkaca Senja langsung memasuki
kamar mandi setelah selesai mandi Senja langsung berangkat sekolah tanpa
sarapan,jika ia ikut sarapan pagi nanti ayah pasti akan menanyakan matanya yang
sembab
Flora tiba tiba duduk dibangku samping Senja"ja mata
kamu kenapa semabab?"tanya Flora pada Ssnja"semalem abis nonton film
terus alurnya sedih"jawab senja"ohh,ehh tapi kan kamu ga suka nonton
film"ujar Flora mulai mencurigai"kemarin ada temen aku yang
ngerekomendasiin film karna aku penasaran jadi aku tonton"jawabnya agar
tidak ketahuan Flora"ohh"setelah perbincangan selesai guru mata
pelajaran memasuki kelas dan acara ngajar mengajar pun dimulai dengan hening
tanpa ada yang berbicara
Setelah jam pelajaran selesai Senja mampir terlebih dahulu
ke rumah Flora,karena sudah lama ia tidak bertemu dengan ibu Flora,setelah
sampai dirumah Flora Senja berbincang bincang dengan ibu Flora,membicarakan
tentang sekolahnya sampai hal hal kecil pun Senja ceritakan,karena asik
mencerita dan bermain dengan Flora ,Senja lupa waktu jam sudah menunjukan pukul
18.02 ayahnya pasti marah kalo ia tidak pulang cepat
"Bu Senja pamit,udah sore ayah pasti marah"pamitnya
pada ibu Flora"sebentar lagi aja Ja sholat magrib dulu disini"usul
ibu Flora"gausah bu nanti Senja sholat magrib dirumah
aja"jawabnya"yasudah hati hati yahh nak,Flo anter Senja sampai
depan"dan dibalas anggukan oleh Flora
"Dahh Ja hati hati yah,nanti main lagi"ujar Flora
sedikit berteriak"iya"Senja pun menaiki ojek online yang dipesannya
"Assalamu alaikum"salam Senja saat sudah memasuki
rumah"dari mana ja"tanya Langit dari arah tangga"main rumah
temen"jawab Senja singkat,Langit pun mengangguk,Senja melanjutkan jalannya
kekamar sedangkan Langit pergi kedapur untuk mengambil air minum
Kaki jenjang Senja berjalan keluar kamar,ia berjalan kedapur
untuk makan malam,saat sudah sampai didapur Senja melihat Rissa yang sedang
memakan mie instant"hai Riss"sapa Senja,Rissa melirik Senja sebentar
lalu melanjutkan makan mienya
Rissa tiba tiba berdiri lalu melangkah mendekati
Senja"Ja kalung lo bagus"ujarnya"makasih"jawab Senja
singkat,beberapa detik kemudia tiba tiba Rissa menarik kalungnya samapai kalung
itu terlepas dari leher Senja"Riss balikin"ujar Senja sambik berusaha
membawa kalungnya"itu pemberian bunda satu satunya"Rissa malah
semakin meninggikan tanganya
"Ambil aja kalo bisa"Rissa semakin meninggikan
tangannya dan sedikit berjinjit"Riss balikin aku bisa kelepasan
nanti"uajr Senja masih berusaha mengambil kalungnya,Senja menarik tangan
Rissa sampai Rissa terjatuh kelantai"ahhh"teriak Rissa,Senja yang
panik pun langsung berjongkok untuk menolong Rissa
"SENJA"teriak ayahnya,Senja langsung berdiri dan
menghadap ayahnya"kamu ini apa apaan sih,Rissa salah apa sampai kamu
dorong,kamu jangan seperti itu Senja,kamu gatau?Rissa itu mentalnya udah hancur
karena papahnya dan sekarang kamu mau bikin Rissa mentalnya tambah
hancur?"ujar ayahnya panjang lebar,dan menghakimi Senja seakan akan disini
hanya Senja yang salah
Ayah membantu Rissa berdiri"kamu jangan ganggu Rissa
lagi"ujarnya,kemudian,saat ayah mulai memutar tubuhnya,Senja mulai
bersuara.suaranya kelewat tenang,namun mampu membuat ayah menghentikan
langkahnya,kakinya terpaku dilantai tempatnya berpijak
"Mental Senja juga hancur ayah"ujarnya
pelan,ucapnya itu mampu membuat ayahnya tersadar,jika anaknya juga
membutuhkannya,bahwa anaknya juga mentalnya hancur setelah krpergian sang bunda
tercinta,dan ditambah kasih sayang ayahnya yang terus berkurang
Tanpa berkata sepatah kata pun ayah kembali melanjutkan
jalannya dan mengandeng Rissa
Senja menatap kepergian ayahnya sampai ayahnya menghilang
ditangga menuju lantai atas,Senja berjalan kearah kamarnya dengan perasaan
sedih dan tidak percaya atas sikap ayahnya
Senja kira,waktu rasa sesak menyerbu dadanya,memukul bagian
itu mungkin mampu membuat hatinya tenang,ketika
senja layangkan pukulan itu pada dadanya tempat jantung berada.
Pelan,yang setelahnya berubah menjadi rasa sesak yang tak
kunjung hilang,rasanya seperti semua beban dan rasa sakit yang Senja rasakan
sampai saat ini berebut ingin keluar,seperti menyorobot tanpa henti untuk
memberi dirinya pelajaran bertubi tubi
Setelahnya Senja terduduk lemas dilantai kamarnya yang
sangat dingin tanpa dialasi oleh karpet,Senja menangis"bun...Senja ingin
ketemu bunda"
Senja kembali mengingat keluarga Flora yang sangat harmonis
dan hangat dilihat.Senja begitu tersentuh,ia bahkan begitu bersyukur bisa
menyaksikan kehangatan keluarga Flora,sebuah kehangatan yang sekarang sangat
susah sekali ia dapatkan.
Senja memeluk lututnya dengan badan bergetar menahan
tangisan agar tidak mengeluarkan suara,sekarang ia membutuhkan pelukan sang
bunda,pelukan bunda yang mampu membuatnya tenang
Kata orang,sebuah pelukan bisa berarti jalan pulang yang
paling menenangkan,Senja selalu percaya ungkapan itu.
Sejak dia kecil,pelukan jadi bahasa tersirat yang diberikan
bunda tiap Senja merasa sedih,tetapi bunda sudah pergi jauh darinya sekarang
sudah tidak ada lagi pelukan hangat yang dapat menenangkannya.
Hari semakin malam,Senja masih setia dengan tangisnya sampai
kepalanya sakit,sampai sampai ia cape dan tertidur lelap,setelah berjam jam
menangis Senja pun tertidur,ia harap hari esok akan ada kebahagiaan untuknya
Dari pagi sampai sore Senja tidak keluar kamar sama sekali
ia hanya dikamar,membaca buku dan mendengarkan musik,walau lapar menyerangnya
Senja tetap tahan,ia tidak mau orang orang melihat wajahnya yang sembab dan
berantakan
Toktoktok
"Senja ayok makan lo dari pagi belum makan"teriak
Langit dibalik pintu"duluan aja aku galaper"jawab Senja sedikit
berteriak,dan setelahnya tidak ada obrolan lagi diantara keduanya
Waktu sudah menunjukan pukul 4 sore Senja berniat ingin
melihat sunset disore hari,ia ingin menenangkan dirinya dan ingin melihat
ketenangan walau hanya beberapa menit
Senja berangkat diam diam agar tidak ada yang tau ia
berangkat dari rumah,jalanan sore ini tidak terlalu ramai sehingga dapat dengan
cepat sampai ditempat tujuannya
Cuaca sore itu begitu indah dengan semilir angin yang mulai
menusuk kulit,lampu lampu menambah indahnya perpisahan mentari yang akan
berganti menjadi malam
Langit jingga diujung sana masih setia bertahan.ia merasa
belum saatnya untuk berganti menjadi malam,burung burung masih berterbangan
menari melengkapi sore hari
Senja berjalan ditepi pantai dan menikmati mentari,hati yang
awalnya tidak tenang sekarang hatinya mulai menenang seakan akan,mentari sore
hari adalah obatnya
Senja terduduk dipasir,ia tidak peduli jika bajunya akan
kotor karena pasir,dan matanya terkunci pada mentari yang mulai tenggelam akan
meninggalkan hari ini dan akan berganti oleh malam yang dipenuhi bintang
0 Komentar