Ticker

6/recent/ticker-posts

Putik Putih di Atas Bukit

 


Putik Putih di Atas Bukit
Oleh Iman Firman, S.Pd.

Dulu sebelum para pengembang dan investor datang kebun kami masih hijau dan luas. Beraneka hasil berkebun dan buah-buhan sangat berlimpah. Rutinas kami setiap hari menanam berbagai sayuran dan buah di kebun sebagai bentuk usaha untuk menafkahi keluarga kami. Tapi rutinas seperti ini tidak lagi nampak yang ada hanyalah terdengar suara kendaraan alat berat yang sedang menggali dan menobak cabik kebun kami. Kebun kami yang hijau beralih fungsi menjadi sebuah bagunan yang megah yang tidak mungkin kami masuk tanpa seizin pemiliknya.

Jalan setapak dan berlumpur berubah menjadi jalan besar dan beraspal. Dulu kami bebas berjalan kemanapun kami mau walaupun jalan setapak dan berlumpur, Tapi kini jalan besar dan beraspal kami tidak bisa bebas berjalan dan berpergian kemanapun kami mau. Nampak sebuah portal di tengah jalan disertai dengan seorang yang dipekerjakan oleh mereka untuk menjaga keamanan. Menunjukkan bawhwa keadaan sudah berubah, yang dulunya aman sekarang berubah menjadi tidak aman. Apakah ini sebuah kemajuan atau kemunduran?

Nampak sebuah pamplet dan baliho-baliho besar di sepanjang area kebun kami. Berjudul harga murah cukup uang muka RP.400 Juta dengan dengan luas tanah 112 meter persegi. Padahal kami tidak menjual harga kebun kami dengan harga fantastis seperti itu. Kami menjual kebun kami dengan hitungan tumbak atau bata tapi mereka menjual kembali dengan hitungan meter nampak jelas dari segi ukuran dan harga pun kami seudah dibodohi oleh meraka apakah keadan itu menunjukan sebuah kemajuan?

Kami setiap hari bagun pagi menyiapkan pekakas untuk mengolah kebun kami, tapi kini kami bangun pagi hanya untuk merapikan rumput-rumput liar yang ada dipekarangan rumah-rumah mewah. Menyapu jalan yang kotor karena serakan daun dari pohon, membersihakn selokan yang mampet. Padahal kami seorang pribumi di kebun kami tapi sekarang berubah menjadi seorag asing yang dipekerjakan oleh para penguasa. Apakah semua itu sebuah kemajuan?

Sebuah realita yang sangat miris peralihan fungsi lahan berkebun menjadi perumahan mewah sudah marak terjadi di seluruh ngeri ini. Dulu kami menafkahi keluarga dan mampu menyekolahkan anak-anak kami dari hasil berkebun sekarang sudah tidak bisa. Hanya sebuah imbalan dari seorang majikan dengan tidak ditentukan standar gajinya. Dulu kebun yang asri dan hijau mengeluarjkan udara sangat sejuk sekarang berubah menjadi panas dan gersang terasa gerah yang dirasakan sepanjang hari. Semua itu akibat dari alih fungsi lahan yang sebetulnya tidak layak dijadikan perumahan yang mewah tapi merka tidak mahu tahu yang merka pikirkan hanya bisnis semata.

Kebun hijau dan asri kini sudah hilang yang nampak hanyalah putik putih di atas bukit. Apakah semua fakta dan realita itu salah? Untuk menjawabnya sebuah realita seperti itu hanya absurd. Kembali kepada pola pikir dan pendidikan semua orang jangan sampai tergiur dengan uang besar sesaat tanpa memikirkan akibatnya. 






Posting Komentar

0 Komentar