DIRIKU.
ini cerita tentang aku si anak kedua.
Aku terlahir sebagai anak kedua
dikeluarga ku, mungkin kalian selalu mendengar bahwa anak kedua itu selalu menjadi penengah
antara kakak dan adiknya.
Ya benar aku selalu menjadi penengah
mereka disaat mereka lagi berantem atau pun salah satu disuruh ke warung namun
ga ada yang mau, lagi dan lagi aku harus mengalah.
Namun itu tidak berlaku disaat ayah ada
dirumah, saat ayah dirumah mereka berdua seperti menjadikan saya seperti ratu ayah
selalu tidak mau anak keduanya ini di suruh-suruh atau pun mengalah ayah tahu bahwa
anak kedua juga perlu keadilan.
Ayah selalu sayang kepadaku dimanapun
itu.
Ayah selalu membela aku jika aku dimarahi
oleh ibu ataupun nenek.
sempat cape dalam keadaan seperti ini namun
ayah selalu datang dengan senyumannya, ayah selalu menyemangati aku dan selalu
bilang “ayah sayang sama kakak, tetap tersenyum terus ya?abaikan kata-kata ibu
ataupun nenek yang menyinggung hati kakak, ayah selalu disini disamping kakak”
Kata-kata itu yang selalu ada di hati saya, ga
akan pernah terlupakan.
“Jangan ragu untuk tersenyum. Sungguh, dalam diri kita itu terdapat potensi yang berlimpah untuk tersenyum. Oleh karena itu jangan disembunyikan. ngga ada ruginya untuk kita tersenyum, alangkah indahnya bibir saat kita tersenyum”-ayah.
Written by: Bilqis ajitya ramadani
IG: @b.xxqis_
0 Komentar