Begitu memasuki angkot, mataku
tertuju pada seorang Ibu yang duduk diseberangku, beliau menggunakan kostum
ayam terlihat dari kepala kostumnya dipegang oleh tangan kanannya, dengan
bersendal jepit hijau dan kaos kaki hitam, pasti sepatu kostumnya sudah rusak,
kostumnya terlihat lusuh tetapi beliau masih gunakan untuk mencari nafkah,
mungkin ini adalah cara yang terbaik daripada menyewa kostum yang tidak bisa
beliau jangkau. Secara spontan aku memberikan uang ongkosku yang kumasukkan
dalam ember tempat menyimpan uang, sebenarnya itu bukan ember tetapi celengan
bekas yang dijadikan tempat uang, beliau mengangguk tanda terimakasih. Terlihat
dua penumpang lain di sebelah kanan si Ibu melihat dengan tatapan aneh,
memangnya apa yang salah dengan beliau? Toh kita semua sama-sama penumpang yang
menggunakan jasa angkutan umum dan sama-sama membayar ongkos.
Siang ini matahari begitu teriknya,
pasti si Ibu kepanasan dalam balutan kostumnya,
sehingga beliau duduk
dekat jendela yang terbuka dan angin sejuk membuatnya tertidur, Aku baru
menyadari bahwa kaki kanan beliau kurang sempurna sehingga pada sendal jepitnya
dipakaikan tali dan kaos kaki yang lebih tebal seperti ditambahi spon agar
menopang kakinya, mungkin ini salah satu alasan beliau tidak memakai sepatu
kostumnya. Aku tak lepas menatap si Ibu
yang tertidur dengan nyenyaknya, entah mulai jam berapa beliau mencari nafkah?
Apakah hari ini mendapatkan hasil yang banyak sehingga beliau bergegas pulang?
Ataukah berpindah tempat untuk mencari uang lebih banyak? Apakah beliau sudah makan siang? beribu pertanyaan
dalam benakku yang tak akan pernah ku tahu jawabannya.
Aku turun lebih dulu di
terminal Ledeng untuk berpindah angkot jurusan Cicaheum sehingga tidak bisa
menyaksikan si Ibu turun, tetapi ketika angkotku melewati Panorama Gerlong
terlihat si Ibu berjalan menuju arah Darut-Tauhid, semoga beruntung Bu!
gumamku. Ya Allah sudahkah Aku bersyukur untuk hari ini? Engkau telah
perlihatkan bukti nyata bahwa ada orang lain yang masih kekurangan, kita
sama-sama wanita dan kita sama-sama mencari nafkah, tapi Allah kodarkan nasib
kita berbeda, maka nikmat mana lagi yang Aku
dustakan!!! Ya Allah ampunilah hambaMu ini.
(Lembang, 26 September 2022)
KARYA TULIS KE 1 (BULAN OKTOBER
2022)
TINA JULIANTINA, S.Pd
SMPN 6 LEMBANG
0 Komentar